di dalam kereta, kami ngobrol bertiga. dari mulai makanan, politik sampai budaya. makanan, tentu adalah tema yang menyenangkan. berawal dari siomay, martabak, sampai kue terang bulan hitam manis. kami bercerita betapa lezatnya siomay yang terletak di bilangan kampung baru di kota kami. obrolan terus berlanjut, tak terasa hingga menyentuh perpolitikan. sebenarnya membicarakan politik adalah menyenangkan namun sekaligus menggemaskan. gemas, karena melihat tingkah polah para elit politik yang entahlah apa maunya. obrolan bergulir dari Century, SMI sampai Aburizal Bakrie. gemas kami berikutnya adalah pada saat kami membicarakan tentang mental bangsa Indonesia. sungguh! bangsa Indonesia adalah bangsa besar, kaya, pintar-pintar, namun mengapa bisa terpuruk dan susah maju. rasanya, kita kurang menghargai anak bangsa sendiri. mereka dibiarkan lepas begitu saja, "dicaplok" negara lain. justru negara lainlah yang menyediakan tempat bagi mereka untuk berkembang. ironis...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar